Selasa, 15 Februari 2011

14 February 2011

14 februari bagi sebagian orang adalah hari yang special. Mereka memperingatinya sebagai hari kasih sayang atau biasa orang menyebutnya Va(f**k)lentine. Tapi bagiku hari ini sangan menyebalkan. Pertama karena ini hari pertamaku ke kampus setelah hari libur yang cukup panjang.
Aku mengawali hari ini dengan semangat. Memutar CD Pee Wee Gaskins yang Ad Astra Per Aspera. Berharap mendapatkan semangat lebih setelah mendengar lagu-lagunya. Dengan setengah semangat dan setengah malas akhirnya aku berangkat juga ke kampus.
Bersama seorang temanku aku mulai ke kantor pusat fakultas untuk mengambil KHS. Ternyata IP ku tidak terlalu mengecewakan. Setidaknya aku bisa mengambil 24 SKS. Setelah itu aku ke bank untuk menyetor uang SPP. Gila bener banknya rame banget. Bank sekecil itu diserbu 200an mahasiswa yang ingin daftar ulang.
Oleh satpam bank tersebut kami diperintahkan mengambil nomor antrian. Tanpa adanya system antri yang benar akhirnya acara berdesak-desakan pun terjadi. Setelah berjuang sepenuh jiwa raga (oke ini agak lebay :p) aku berhasil mendapatkan nomor antrian. 207. APPAAAAA????? DUA RATUS TUJUH?? (jeng-jeng…jeng… jeng-jeng background suara ) YANG BENER AJA. Sial. Tak berapa lama kemudianterdengar suara merdu sang petugas teller “Nomor 3” dan seketika suara itu menjadi sangat mengerikan di telingaku.
Asem,, masih nomor 3 dan aku di nomor 207 masih ada 204 orang di depanku. Dengan perasaan bimbang serta galau yang berkelanjutan akhirnya aku memutuskan pindah ke cabang yang lain. Dengan perasaan lebih tenang aku melajukan motorku untuk melewati jalan raya menuju bang cabang lain yang gedungnya lebih besar. Jaraknya cukup jauh sekitar 18 KM. dengan earphone di telinga yang memutar lagu2 Pee Wee Gaskins aku berharap dapat menyetor uang lebih cepat. Tapi cuaca berkehendak lain. Hujan mengguyur di tengah perjalanan. Aku berusaha menerjang hujan tersebut sekuat tenaja (oke ini lebay lagi. Karena nyatanya hanya gerimis).
Tak  berapa lama kemudian aku sampai di bank. Dan belum juga sempat memarkir motor. Bapak satpam yang aslinya baik dan berkata halus menjadi sangat kejam dan mengatakan hal yang tak ingin ku dengar. “maaf dek kalo mau bayar SPP di sini bisanya hari rabu” APAAAA???? “oh tidak Tuhan. Mengapa hari ini sangat tidak berpihak padaku? Dengan sangat lesu,lemah, dan lunglai aku balik lagi ke bank dekat kampus.
Aku kira udah cukup lama aku meninggalkan bank ini. Tetapi mengapa si mbak teller itu masih memanggil nomor 97? Ampuun dech mbak. Katanya orang sabar di sayang Tuhan. Demi di hari va(f**k)lentine aku di sayang Tuhan. Akhirnya aku memilih duduk manis di bank ini. Nomor demi nomor telah dipanggil. Dan akhirnya 189. 18 orang lagi akhirnya. Senyum manisku pun akhirnya muncul. Tapi apa yang terjadi. Lagi-lagi mbak teller tak ingin aku bahagia. Dengan semena-mena dia membatalkan antrian berdasarkan nomor. Dan mengganti dengan mengantri system baris-berbaris. Berbagai macam hewan telah aku sebutkan. Sialan ni mbak benar-benar ingin menghancurkan hari ku.
Tapi untungnya aku memiliki tubuh yang imut (:p) sehingga aku mampu menyelip. Dan GOTCHA akhirnya berhasil sudah usahaku menyetor uang SPP. Selanjutnya tinggal balik ke kampus untuk mengambil kartu KRS. Dan WALLA masalah baru muncul. “SIAPA DOSEN WALIKU?” hiks… hiks.. hiks.. tanpa ddosen wali aku tak kan bisa meresmikan KRS ku. Setelah mendapat kartu KRS aku menuju ruang dosen sembari berharap ada dosen baik hati dan tidak sombong mengatakan “sayalah dosen walimu nak” tapi ternyata harapan itu sirna. Karena ruang dosen kosong karena sedang istirahat.
Untunglah aku bertemu dengan temanku yang member sebuah harapan. Dia memberi tahu bahwa ada pengumuman dosen wali yang di temple di papan pengumuman. Seebuah nama yang indah tertulis sebagai dosen waliku. Seorang perempuan. Tapi masalah baru lagi muncul. SIAPA ITU? ADA DIMANA DIA SEKARANG? Aku benar-benar tidak mengenal dosen itu.
Ya Tuhan, merananya makhluk terimut mu ini ;( tapi Tuhan gak sekejam itu. Tiba2 seorang dosen yang baik lewat di hadapanku yang sedang gundah gulana. Tanpa basa-basi aku menerapkan peri bahasa malu bertanya tak akan bertemu dosen wali (hehehe). Akhirnya aku menemukan cirri-ciri sang dosen wali. Dengan segera aku meluncur ke laboratorium jurusanku.
Baru saja aku senang karena berhasil tahu dosen waliku. Tapi untuk kesekian kalinya masalah datang lagi. Ternyata si ibu dosen sudah pulang.
AAARRRRGGGHHHH………… MENYEBALKAN.
Hari ini benar-benar my black va(f**k)lentine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar